Ini Cerita Luqi Hermawanti Cakra Naga Furniture
Keberanian, kemandirian, dan optimisme terhadap dunia telah membawa Luqi Hermawanti menjadi pemilik sekaligus direktur di perusahaan furniture terkemuka di Indonesia, PT Chakra Naga Furniture dan Grandome.
Chakra Naga Furniture, yang didirikan pada tahun 2001, merupakan perusahaan manufaktur furniture berbasis di Jepara, yang juga merupakan kampung halaman Luqi. Sejak awal, perusahaan ini telah memiliki strategi untuk memenuhi permintaan pasar internasional.
Luqi mendirikan Chakra Naga Furniture bersama Franklin Gharbi, seorang pengusaha asal Prancis yang memiliki wawasan dan https://www.jeffsapplianceandfurniture.com/ jaringan yang kuat dalam industri furniture, khususnya di pasar Eropa. Franklin telah menjadi warga negara Indonesia sejak tahun 2022.
Pada saat Luqi baru memulai karier di industri furniture, ia memberanikan diri untuk terjun sebagai pengusaha. Keberanian ini dipengaruhi oleh posisinya sebagai anak sulung dari empat bersaudara, yang telah melatih jiwa kepemimpinannya sejak kecil.
Seringkali, Luqi harus membuat keputusan penting sejak dini, yang membentuk kemandirian dan intuisinya dalam melihat peluang, serta tekadnya untuk menjadi individu yang mandiri dan bermanfaat bagi banyak orang.
Sejak masih sekolah, Luqi juga telah mencoba berwirausaha, dengan menjual kerupuk ikan dan cenderamata.
Ia selalu terlibat dalam setiap aspek bisnis perusahaan, dari pengurusan izin hingga mencari supplier terbaik dengan pergi langsung ke lapangan, semuanya dilaksanakan oleh Luqi sendiri.
Perusahaan yang awalnya hanya sebuah gudang kecil dengan 8 karyawan kini telah bertransformasi menjadi pabrik besar dengan lebih dari 300 karyawan, mampu memenuhi kebutuhan furniture berkualitas tinggi di pasar Eropa, Uni Emirat Arab (UEA), Amerika, dan Tiongkok.
Hal ini sejalan dengan visi dan misi Luqi serta Franklin saat mendirikan Chakra Naga Furniture, yang kemudian diikuti dengan pendirian Grandome pada tahun 2018 untuk memenuhi pasar domestik.
Tantangan dan Kesempatan Kedua dari Tuhan
Sekitar tahun 2004-2005, Luqi dan perusahaannya menghadapi tantangan besar. Saat itu, klien utama dari Eropa mengalami masalah serius yang memaksa mereka menghentikan pesanan. Chakra Naga Furniture yang masih dalam masa pengembangan pun sangat terpukul, mengakibatkan kondisi perusahaan menjadi sulit.
Namun, kondisi tersebut tidak membuat mereka menyerah. Luqi dan Franklin berusaha beradaptasi dan menangani tantangan ini. Komitmen terhadap visi dan misi perusahaan memberi mereka keberanian untuk tetap bertahan, meskipun situasi memaksa mereka keluar dari zona nyaman.
Perusahaan mengubah strategi pemasaran dengan pendekatan yang lebih agresif, yaitu dengan berpartisipasi dalam pameran internasional. Pada tahun 2006, mereka ikut dalam International Furniture Fair Singapore.
Luqi menjelaskan, “Ketika ditanya mengapa memilih pameran di Singapura, saya ingin mencari pelanggan internasional yang lebih luas. Di sana adalah pusat di mana para broker dari berbagai tempat berkumpul. Ini akan mempermudah kita untuk memperkenalkan diri secara global.”
Keputusan perusahaan untuk mengikuti pameran di Singapura ternyata memberikan hasil yang positif. Luqi berhasil mendapatkan sejumlah klien baru yang kemudian memperluas basis pelanggan perusahaan.
Selain pasar Eropa, perusahaan selanjutnya berhasil menjangkau pasar di Amerika Utara, Timur Tengah, dan Tiongkok. Ini membuat perusahaan tidak hanya pulih, tetapi juga berkembang lebih besar.
Mengingat masa-masa sulit itu, Luqi merasa terinspirasi untuk terus berpikiran positif. Ia menyatakan, “Apabila kita mampu melewati badai dan terus berjuang, masalah tersebut akan teratasi. Saat itu, Tuhan memberi saya kesempatan kedua dalam menjalani bisnis dan mengelola perusahaan dengan lebih baik.”
“Masalah-masalah tersebut memotivasi kami untuk terus lebih baik. Tanpa adanya tantangan, belum tentu akan ada perkembangan dan pembelajaran yang membantu saya untuk meningkatkan diri dari titik terendah menuju yang lebih baik,” tambahnya.
Upaya Berkontribusi Positif bagi Lingkungan
Bagi Luqi, motivasi dalam menjalani industri furniture bukan hanya soal materi. Ia memiliki hasrat untuk memanfaatkan sumber daya alam, terutama dari sektor pertanian dan perkebunan, agar dapat memberikan nilai tambah atau manfaat yang lebih.
Luqi yang menikmati pekerjaannya ini juga percaya bahwa berwirausaha bukan hanya menguntungkan dirinya sendiri dan keluarganya.